Mengembara
Dengan mesra kusandang dosa itu
Sebab sudah diamanatkan bagiku: mengembara
Bagi pribadiku, yang berjalan jauh
Hingga telah lama kami berpisah
Nafas damai dan tidur yang nikmat
Setelah duka diterima tanpa kesumat
Kini aku arus larutan di dasar ruap
Menghempas sendiri
Loncat dan terusir dari segala dekapan
Setelah amanat diterima: mengembara
Bunga dan Kucing
: Jufri Tannisan
Yang tahu hanya sekuntum bunga
Betapa hausnya terhadap cinta
Sepasang daun gugur di atas kanvas
Dan kulihat juga seekor kucing
Begitu tenang dia menatapnya
Yang tahu hanya sekuntum bunga
Betapa hausnya terhadap cinta
Sepasang daun layu di atas kanvas
Dan kucing itu begitu tenang
Begitu tenang dia menatap pada kita
Jakarta, 1964
LEON AGUSTA, lahir 5 Agustus 1938 di dusun Sigiran, pinggir danau Maninjau. Berhenti menjadi pegawai pemerintah selepas menandatangani Manifesto Kebudayaan (1964). Atas dakwaan pasal 107 KUHP, dari Januari hingga Juli 1970 ia menjalani hukuman di penjara Tanah Merah, Pekanbaru. Sejumlah sajak yang ia tulis selama di penjara dimuat di majalah sastra Horison edisi Desember 1970. Peritiwa Malari (1974) membuat ia sempat pula ditahan di Padang. Setelah mengikuti International Writing Program, di Iowa City, Amerika Serikat (1976), Leon mengembara di sejumlah negara di Asia, Amerika, dan Eropa. Gendang Pengembara adalah buah dari pengembaraan kepenyairan Leon yang tiada bakal berujung.
No comments:
Post a Comment