sesenja apa mereka menunduk kepadanya?
---membaca lelaku manusia
meneguk masa lalu
ataukah melipat dongeng yang membentang
di antara langit dan bumi
kami dan kesunyian,
yang kadang-kadang menjadi amuk badai
yang kerap berontak
dan teriak-teriak
meminta lakon, tempat persembunyian
dan pembelaan
apakah mereka selalu ingat?
tentang buku-buku, semangkok cerita,
dan narasi wingit yang sulit diterjemahkan
---barangkali itu simbol-simbol kehidupan
kelak, manusia bisa pecahkan
kepingan-kepingan perselisihan
Mawar Merah dan Surat Cinta
kemarin turun hujan
membuka-buka surat cinta
dan setangkai mawar merah
kelopaknya berguguran
bersama tanah basah
kemarin hujan semalaman
ada patahan-patahan doa
belum sempat terjawab
dalam sembahyang malam
kemarin kita bersepakat
bahwa kata-kata adalah matahari
setia pancarkan cahaya
kepada semesta
Seperti Lonceng-Lonceng
satu persatu wajah menghilang
senapan berbaris saling sekutu
saling maju
seperti lonceng-lonceng
yang dibunyikan di antara tuan-tuan
yang mengaku penguasa
yang melucuti doa-doa
menjadi darah jalanan
pikiran mengapung
kebahagiaan dikepung
Mengeja Hari, Mengulang Waktu
ingin mengulang hari
di mana engkau dan aku disaksikan dedaunan
mengeja mantra-mantra
mencari-cari kebaikan manusia
ingin mengulang waktu
di antara lelehan-lelehan tanah
yang berguguran tahun lalu
jelang musim kemarau
ingin mengenang hari
di mana engkau dan aku pertahankan imaji
menggetarkan hati
:manusia-manusia negeri
ingin mengulang waktu
di antara debu-debu
dan tanjakan yang membisu
: hingga tangan-tangan nasib
sembunyikan lukaku
YANWI MUDRIKAH lahir di Darmakradenan, Ajibarang, Banyumas, 12 Agustus 1989. Cerpennya terdokumentasi dalam antologi Bukan Perempuan (STAIN Press, 2010). Puisi-puisinya dipublikasikan dalam antologi kolektif: Pilar Penyair (Obsesi Press, 2011); Pilarisme (Obsesi Press, 2012); Pilar Puisi (Penerbit STAIN Press, Purwokerto, 2013). Antologi puisi tunggalnya, al: Rahim Embun (Penerbit Mitra Media, Yogyakarta, 2013), Menjadi Tulang Rusukmu (STIMIK-AMIKOM Press, Purwokerto, 2016).
\
Sumber foto:
https://www.kawaca.com
Sumber teks:
https://www.kompasiana.com/yanwi65758
No comments:
Post a Comment