Sunday, August 5, 2018

SAJAK-SAJAK YANWI MUDRIKAH

Kami dan Kesunyian

sesenja apa mereka menunduk kepadanya?
---membaca lelaku manusia
meneguk masa lalu
ataukah melipat dongeng yang membentang
di antara langit dan bumi

kami dan kesunyian,
yang kadang-kadang menjadi amuk badai
yang kerap berontak
dan teriak-teriak
meminta lakon, tempat persembunyian
dan pembelaan

apakah mereka selalu ingat?
tentang buku-buku, semangkok cerita,
dan narasi wingit yang sulit diterjemahkan
---barangkali itu simbol-simbol kehidupan
kelak, manusia bisa pecahkan
kepingan-kepingan perselisihan

Mawar Merah dan Surat Cinta

kemarin turun hujan 
membuka-buka surat cinta 
dan setangkai mawar merah 
kelopaknya berguguran 
bersama tanah basah 

kemarin hujan semalaman
ada patahan-patahan doa
belum sempat terjawab
dalam sembahyang malam

kemarin kita bersepakat
bahwa kata-kata adalah matahari
setia pancarkan cahaya
kepada semesta

Seperti Lonceng-Lonceng

satu persatu wajah menghilang
senapan berbaris saling sekutu
saling maju

seperti lonceng-lonceng
yang dibunyikan di antara tuan-tuan
yang mengaku penguasa
yang melucuti doa-doa
menjadi darah jalanan

pikiran mengapung
kebahagiaan dikepung

Mengeja Hari, Mengulang Waktu

ingin mengulang hari 
di mana engkau dan aku disaksikan dedaunan 
mengeja mantra-mantra  
mencari-cari kebaikan manusia 

ingin mengulang waktu  
di antara lelehan-lelehan tanah 
yang berguguran tahun lalu 
jelang musim kemarau 

ingin mengenang hari 
di mana engkau dan aku pertahankan imaji 
menggetarkan hati  
:manusia-manusia negeri 

ingin mengulang waktu 
di antara debu-debu 
dan tanjakan yang membisu 
: hingga tangan-tangan nasib 
sembunyikan lukaku 



YANWI MUDRIKAH lahir di Darmakradenan, Ajibarang, Banyumas, 12  Agustus 1989. Cerpennya terdokumentasi dalam antologi Bukan Perempuan (STAIN Press, 2010). Puisi-puisinya dipublikasikan dalam antologi kolektif: Pilar Penyair (Obsesi Press, 2011); Pilarisme (Obsesi Press, 2012); Pilar Puisi (Penerbit STAIN Press, Purwokerto, 2013). Antologi puisi tunggalnya, al: Rahim Embun (Penerbit Mitra Media, Yogyakarta, 2013), Menjadi Tulang Rusukmu (STIMIK-AMIKOM Press, Purwokerto, 2016).




\



Sumber foto: 
https://www.kawaca.com
Sumber teks:
https://www.kompasiana.com/yanwi65758